Sebetulnya menulis itu sudah menjadi hobiku dari kecil, mungkin untuk beberapa orang juga punya kebiasaan sederhana yang sama: menulis diary. Itu jadi sarana berlatih, juga menangkap momen penting. Fase menulis untuk diri sendiri itu berlangsung lama sekali, semua tulisanku hanya untuk aku. Aku ngga punya nyali untuk menduniakan tulisanku. Ragu iya, takut sama pikiran orang lain juga iya. Menulis itu ngga lekang oleh zaman, aku sadar kok blog ngga lagi jadi tren untuk saat ini, tapi keseruan tersendiri ketika aku bisa punya tempat untuk bercerita, menuangkan perasaanku, malah lebih jadi kaya tempat rahasia, betul apa betul?
Menulis, sesederhana mengerjakan tugas sekolah juga butuh skill, 'menulis' itu bukan sekadar mengetik atau menggoreskan pena di kertas. Pada tingkatan yang berbeda, menulis bisa dijadikan sebagai alat untuk mengubah dunia, kisah dan pemikiran yang dituang dalam tulisan sedikit banyak bisa memberi pengaruh pada sekitarnya. Seengganya ketika kita udah berusaha untuk menulis itu selangkah lebih maju untuk belajar mengekspresikan diri dan menyuarakan pendapat
Bahkan aku yang 18 tahun ini masih mikir tulisanku kok kaya anak SD ya? Aku sering kepikiran kalau tulisanku ini dangkal, nggak punya makna, nggak berurutan, banyak kesalahan penulisan, dan sebagainya. Tapi di sisi lain, ada orang yang bahkan setiap posting itu nggak melihat ulang postingannya. Yang ada di pikirannya ya terus maju, siap improve ke level berikutnya, yang lalu biarlah berlalu. Kalo kata Mba Nadiya, every first draft is shit. Jadi jangan khawatir kalau tulisan kita masih belum sempurna atau nggak bisa menarik orang lain untuk membaca. Karena tujuan utamanya untuk memperkaya diri sendiri. Minimal banget, bisa berguna untuk diri sendiri.
Menurut pandanganku, bagian paling keren dari menulis itu: berani. Berani untuk mulai, berani menuangkan pemikiran, berani menebalkan telinga, berani terus penasaran untuk mengisi kepala, berani untuk melibatkan orang lain sebagai pembaca atau partner kolaborasi, juga berani menyelesaikan, karena kalau tulisan isinya cuma ide awal dan akhirnya tersimpan di draft, buat apa? Makanya, tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai. Lalu konkritkan dengan mempublikasi.
Oh iya, masih tentang tulisan. Setiap orang punya karakter, begitu juga tulisannya. Untuk saat ini aku belum punya style, nulis ya nulis aja, mungin beberapa tulisan ke depan bakal ada beberapa konsep. Blog aku jadikan tempat yang serius (dikit) dan perlu pemikiran panjang, makanya jangan heran kalau tulisan disini ngga cuma satu-dua kalimat.
Komentar
Posting Komentar